Beranda » BERSYUKUR: SEBUAH KONSEP MUDAH NAMUN SULIT DILAKUKAN

BERSYUKUR: SEBUAH KONSEP MUDAH NAMUN SULIT DILAKUKAN

Mahasiswi Psikologi UIN Bandung, Zahra Aulia Ramadhani.

Bandung – Rasa syukur di kalangan manapun merupakan kata yang sangat tidak asing lagi untuk didengar. Syukur yakni sesuatu yang sangat mudah untuk dilaksakan tetapi masih banyak kalangan manusia masih enggan untuk melakukannya. Biasanya manusia di muka bumi ini selalu melihat pencapaian orang lain ataupun hal-hal yang tidak ada pada dirinya sehingga hal tersebutlah membuat seseorang untuk bersyukur. Kejadian tersebut juga dapat membuat diri seseorang menjadi tidak percaya diri (confident) atas apa yang ia lakukan, baik itu hal yang sifatnya kecil maupun hal besar. 

Tidak jarang juga seseorang di setiap harinya untuk mengeluh dengan kegiatan yang telah dilakukannya tidak maksimal. Kemudian, adanya kedengkian hati atas pencapaian orang lain ketika orang lain lebih dari dirinya. Dengan begitu, seseorang pun sering mengaca diri bahwa hidupnya merasa tidak adil atas yang diberikan oleh Tuhan kepadanya. 
Mungkin di atas merupakan sedikit gambaran diri kita yang masih minim untuk bersyukur dalam hal apapun. . .
Lalu, apakah bersyukur dapat membuat lebih tenang dan bahagia? Super benar! Kenapa? Coba bayangkan oleh Anda, ketika Anda sangat menikmati kehidupan Anda tanpa harus melihat pencapaian orang lain dan menjalani kegiatan Anda dengan fokus apa yang dihadapi. Hal tersebut sangat membuat Anda menjadi lebih bersyukur tanpa harus melirik ke lainnya. 
Tidak dipungkiri bahwa diri kita yang biasanya melihat pencapaian orang lain lalu mencoba untuk lebih menikmati apa yang dimiliki oleh diri itu akan susah untuk dilakukannya karena dari diri kita tidak dibiasakan untuk mensyukuri dan menikmati yang dimiliki oleh diri kita. 
Dengan coba untuk menikmati dan mensyukuri apa yang dimiliki, maka hidup akan lebih tenang untuk dijalani. Selain itu, sangat mungkin ketika menjalani hari akan lebih flow dalam menjalaninya karena memang pandangan utamanya yaitu dengan memfokuskan diri bukan ke orang lain. Kemudian, hidup akan menjadi lebih terasa bahagia atas pencapaian-pencapaian yang telah dijalani karena dari pencapaian tersebut akan membuahkan hasil baik untuk diri kita.
Dengan mensyukuri segala hal yang dimiliki dalam diri ataupun dalam hidup pun, akan sangat membantu untuk menjaga kesehatan mental kita dan menjaga untuk tetap stabil. Selanjutnya, ketika menghadapi kehidupan dengan penuh syukur maka kita akan menjadi pribadi yang otomatis dalam menjalani 
kehidupan. Tidak hanya itu, bersyukur pun akan mengurangi rasa stress dan rasa cemas di dalam diri kita karena hal tersebut mengurangi adanya ancaman dari diri yang seharusnya bisa untuk dihindari.
Ada seorang tokoh terkenal dalam bidang Psikologi yakni Seligman, menyatakan bahwa syukur memiliki makna yang berarti menyampaikan rasa terima kasih atas anugerah atau 
kenikmatan yang diberikan kepada seseorang. Adapun tokoh lain, yaitu Emmon menyatakan bahwa syukur adalah respon positif yang dapat ditunjukkan dalam menerima 
sesuatu dari luar diri yang terjadi di kehidupan, contohnya seseorang yang mengalami musibah dan ia masih dapat menemukan manfaat atau hikmah dari pengalaman tersebut. 
Dari kedua penjelasan tersebut, dapat diakumulasikan bahwa syukur yaitu ucapan terima kasih atas segala yang diberikan kepada seseorang dan bentuk syukur tidak hanya berupa sebuah kebahagiaan saja.
Menumbuhkan dan mengembangkan rasa syukur dapat dikerjakan dengan beragam cara sesuai dengan kemauan diri seseorang. Biasanya, mengucap “alhamdulillah” ketika ada sesuatu yang menyenangkan. Namun, rasa syukur selayaknya tidak hanya cukup pada 
ujaran dari kata tersebut saja, karena rasa syukur sangat berhubungan dengan lisan, hati, dan anggota badan.
Selanjutnya, bisa dengan menulis di buku harian mengenai hal-hal yang telah dilewati dan diberi kalimat – kalimat positif untuk diri sendiri. Dengan menulis di buku harian, akan memberikan manfaat yang baik diantaranya mengetahui hal-hal yang sudah dilakukan di masa lalu, diri akan menjadi merasa lebih baik, dan akan menimbulkan optimisme serta akan membuat tidur lebih nyenyak. 
“Kita harus menemukan waktu untuk berhenti dan berterima kasih kepada orang-orang yang telah membuat perbedaan dalam hidup kita.” – John F. Kennedy. . .
REFERENSI:
Akmal, M. (2018). KONSEP SYUKUR (GRATFULNES) (Kajian Empiris Makna 
Syukur bagi Guru Pon-Pes Daarunnahdhah Thawalib Bangkinang Seberang, Kampar, 
Riau). Jurnal Komunikasi dan Pendidikan Islam, 7, 1-22

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

TOP